![]() |
Jihan Zahira (foto: Instagram @Its. Bayuandrein) |
Awalnya Bayu Andrein bersama tim menuju lokasi bencana di posko 3 yang berada di kaki Gunung Gawalise, sisi barat Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Disana Bayu melihat seorang anak yang berbeda dengan yang lainnya. Pada anak itu Bayu melihat pemandangan yang berbeda, yaitu tentang ketegaran seorang anak perempuan cantik bernama Jihan Zahira. Sosok anak yang baru menginjak usia 3 tahun tersebut sangat tegar meski berada jauh dari ibunya.
Dalam postingannya melalui media sosial Instagram pribadinya @Ist.bayuandrein menulis tentang pandangan pertama saat ia melihat Jihan. Bayu menyebut Jihan sebagai Bidadari kecil dikaki Gunung Gawaseli.
![]() |
Bayu dan Jihan |
Bayu juga menjelaskan bahwa, ibunda Jihan berada di Arab Saudi, sementara ayahnya sedang sakit. Saat ini, Jihan tinggal bersama sang nenek di pengungsian setelah gempa dan tsunami menghantam Palu.
Selain wajah cantik Jihan, Bayu dan warganet sangat kagum dengan ketegaran sang bidadari kecil di kaki Gunung Gawalise itu. Bagaimana tidak, ia tidak menitikkan air mata dengan bencana dan kondisi yang tengah dialami saat ini.
"Jihan te boleh menangis om, nanti Allah marah (Jihan tidak boleh menangis om, nanti Allah marah)," ucap Jihan seperti keterangan yang dituliskan Bayu di kolom ketengan potret Jihan yang diunggah 15 Oktober 2018 dikutip dari Liputan6.com.
Sumber foto di ambil dari akun instagram pribadi @Its.Bayuandrein.
Reporter: Furkan