![]() |
Foto : Ilustrasi |
Tulang punggung angkat batu keras tak berujung gemilang
Berdiri tegak teriakan perlawanan
Suara menggema awak media berpose lirih
Ban-Ban karet habis dilalap si jago merah
Namun tak sampai coretan tinta di ujung pena
Si jaket hitam berdasi putih
Asik santai singgasana empuk
Rakyat ramai berdemo
Sangkanya rekreasi di pantai bersama germo
Pena pun tertelan di saku badan
Pena baru tak bergaris lanjut
Terhenti bukan berkurang stamina
Namun terdiam saat amplop terselip di meja makan keluarga penguasa
Lama tak memenuhi janji berujung ingkar pada ikrar
Bertemu rakyat penuhi janji
Tampar kening pencitra berkoar
Pena telah terlupa
tersimpan di atas meja
Meja makan pun meja kerja
Meja hijau apalagi
Pena hitam tinta hitam
Tertelan saku hitam di tubuh pecinta tinta
Saat segerombolan mahasiwa datang menghadang
Berteriak di tiap perempatan jalan
Kabar berita hilang
Bak alam gelap gulita
Cairan tinta telah habis
Tertuang penghapus penulis coretan hitam
Kabar baik dihempas sampai mati
Berita buruk disimpan di dalam hati
Harapku
Di depan kaca terlihat bening tak bernoda
Di balik dinding berdusta sampai berbusa
Luntur noda berbukit tercipta dosa
Kalkulasi alam berusaha menipu akhirat
Ayat-ayat Allah terkotak dalam bingkai kata
Sebagai jurus selamat dalam debat versi Ibu Kota
Jakarta berdasi kota lain sebagai basis
Hujat kanan melambai kiri dengan percaya diri
Baris kanan bersorban waras
Barisan kiri membongkar sorban sumber waras
Bersama rakyat pandai meratap
Saat berkuasa sampai tak terpuaskan
Mangkirlah pena tua menggendong daun muda
Dikurung tak bersuara menggunjing tak mengenal yang maha kuasa
Hidup tidak pernah mengenal mati
Terkutuk telah tahu berjuang sampai habis
Berdaulat atas nama rakyat
Berbondong-bondong hisap darah rakyat
Ruangan Paripurna dianggap posisi paling sempurna
KPK berkuasa
Rapat paripurna hampir punah
Mahasiswa bersuara mengkritik penguasa
Bangsa bersatu oleh solusi Bukan kritikan pencabik hati
Jokowi hadir penawar hati
Justru kaki tangan asing berapi-api
Penulis: Defisofian