![]() |
Foto : Ahmadin Ketua KPUM IAIM Bima |
Baca : Pemilihan Ketua BEM di IAIM Bima Berujung Kericuhan
"Saya tidak pernah diwawancarai oleh reporter Indikator Bima, yang jelas isi berita itu salah," tutur Ahmadin kepada Indikator Bima.
Seperti yang diketahui, bahwa Ahmadin adalah ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM). Pada pemberitaan sebelumnya, nama Ahmadin tertera sebagai narasumber dan memberikan beberapa pernyataan kepada Indikator Bima. Sekali lagi Ahmadin menegaskan bahwa dirinya tidak pernah diwawancarai atau mengeluarkan pernyataan kepada media Indikator Bima.
"Saya minta Indikator Bima memulihkan nama baik saya. Saya tidak terima dengan pemberitaan tersebut," tegasnya ketika dikonfirmasi oleh reporter Indikator Bima.
Menanggapi hak jawab dari Ahmadin tersebut, Ketua komunitas Indikator Bima sekaligus reporter yang menulis berita tentang kericuhan pemilihan ketua BEM IAIM Bima menyampaikan permohonan maaf kepada Ahmadain dan publik atas kekeliruan dan kekhilafan yang dilakukan oleh reporter Indikator Bima.
"Saya mewakili teman-teman Komunutas Indikator Bima menyampaikan permohonan maaf kepada Ahmadin dan publik atas kekeliruan dan kekhilafan yang terjadi," tutur Furkan.
Lebih lanjut Furkan menjelaskan bahwa, pihak indikator bima dan Ahmadin sudah melakukan komunikasi melalui via telpon dan menyampaikan permohonan maaf kepada Ahmadin.
"Tadi saya sudah melakukan komunikasi dengan Ahmadin, saya menyampaikan permohonan maaf kepada beliau. Beliau pun memaklumi kekeliruan itu, tapi biar bagaimana pun kami harus bertanggungjawab atas apa yang sudah terjadi. Dan kami siap menerima sanksi, baik sanksi hukum maupun sanksi moral dari masyarakat," jelasnya.
Furkan pun menceritakan kronologis peliputan berita yang ia lakukan. Awalnya Ia mendapatkan informasi dari warga yang bernama kiliman yang diketahui juga seorang mahasiswa, bahwa ada kericuhan dalam proses pemilihan ketua BEM IAIM Bima. Mendapat informasi itu, Furkan meminta nomor telepon ketua KPUM untuk diwawancarai dan melakukan wawancara dengan beberapa pihak melalui WhatsApp milik Kiliman, yaitu Asmudiyanto dari pihak yang melakukan aksi protes dan Farhan yang mengaku sebagai Ahmadin. Keduanya sudah di wawancarai Indikator Bima sesuai dengan pernyataannya yang dimuat pada pemberitaan sebelumnya. Dan nomor telepon yang diberikan oleh Kiliman kepada Furkan diketahui berbeda dengan nomor telepon asli Ahmadin.
![]() |
Foto : Screenshot percakapan Kiliman dan Furkan terkait pemberitahuan tentang adanya peristiwa kericuhan. |
"Ini kesalahan saya sebagai reporter yang mudah percaya dan tidak teliti dalam menulis berita," lanjutnya.
![]() |
Foto : Screenshot percakapan ketika Furkan meminta nomor telepon ketua KPUM kepada kiliman untuk diwawancarai. |
"Farhan nama yang ita wawancara tadi bang. Nama yang ita wawancara kande Farhan nggahi la Asmudianto bang," ungkap Kiliman menjelaskan kepada Furkan bahwa telah terjadi kekeliruan dan kesalahan.
"Mohon maaf poda atas kekeliruan yang dilakukan oleh Asmudianto bang," kata Kiliman menyampaikan permintaan maafnya.
![]() |
Foto : Screenshot percakapan klarifikasi dan permohonan maaf Kiliman kepada Furkan atas kesalahan dan kekeliruannya memberikan informasi. |
"Sekali lagi saya minta maaf, saya pun bersedia menerima konsekuensi atas kekeliruan dan kesalahan yang telah terjadi," ucapnya.
Reporter : Taufiqurrahman
Editor : Fuad D Fu